Share Berbagai Informasi

Tiga Amalan Ini Bisa Menunda Kematian


Allah SWT berfirman dalam kalamNya:

“Dan Allah tidak bakal memundurkan waktu kematian seseorang apabila telah hingga pada ajalnya, dan Allah maha teliti bakal amal-amal yang anda kerjakan”. (QS Al Munafiqun: 11)

Allah SWT juga berfirman :

“Dan setiap umat ada ajalnya. Maka apabila telah hingga ajal mereka, tidak mereka bisa memintanya agar diakhirkan meski sesaat dan tidak pula bisa meminta agar disegerakan”. (QS Al Araf: 34)

Dua ayat di atas gamblang membahas bahwa waktu kematian seseorang tidak bisa dipundurkan dan tidak bisa pula dipajukan. Lalu mengapa ada amalan yang justru bisa menunda kematian? Bukankah dengan kata lain amal tersebut memundurkan waktu kematian seseorang? Tidakkah faktor itu justru bermengenaian dengan ayat-ayat Allah di atas?

Eits..jangan salah paham dulu. ‘Menunda kematian’ disini maksudnya mesikipun raga kami telah tiada tetapi kebaikan amal yang kami tanam tetap bisa dirasakan kegunaaannya baik bagi si penerima amal kebaikan tersebut maupun bagi bani kami kelak. Jadi mesikipun hakikatnya kami telah mati, tetapi kekegunaaanan diri kami tetap bisa dirasakan seolah-olah kami belum tiada. Panjangnya kegunaaan diri kami bagi orang lain inilah yang diibaratkan seolah-olah umur kami bertambah.

Dalam suatu  hadist, Rasulullah SAW bersabda bahwa sebaik-baik manusia merupakan manusia yang tidak sedikit kegunaaannya bagi orang lain. Dengan demikian, mesikipun kematian tidak bisa dipundurkan tetapi amalan ‘penunda kematian’ ini bisa menjadi jalan bagi kami untuk meraih predikat manusia paling baik di hadapan Allah SWT.

Amalan-amalan apa sajakah itu? Berikut ulasannya.

1. Ringan Tangan / Suka Sedekah

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya sedekah seorang muslim bisa meningkatkan umurnya, bisa mencegah kematian yang su’ul khotimah, Allah bakal menghapus sifat arogan, kefakiran, dan sifat berbangga diri darinya” (HR Thabrani)

Sedekah merupakan kata yang gampang diucapkan, tetapi sukar untuk dilaksanakan. Apabila kondisi ekonomi kami sedang susah, maka jangankan melaksanakan sedekah, terbesit niat untuk bersedekah pun sama sekali tidak. Kami disibukkan dengan memikirkan kebutuhan nasib diri sendiri yang wajib tanpa ingat bakal orang lain.

Apabila kondisi ekonomi kami sedang mapan, harta membeludak dimana-mana, maka penyakit kikir menjelma dalam bentuk rasa sayang terhadap harta benda tersebut. kami bakal merasa tidak rela apabila harta kekayaan hasil jerih payah diberbagi begitu saja pada orang lain. Kelebihan harta yang ada pun akhirnya malah ditumpuk tanpa sempat dikeluarkan sebagai sedekah.

Padahal dengan jelas pada hadist di atas, Rasulullah SAW bersabda bahwa sedekah seorang muslim bisa meningkatkan umurnya, mencegah su’ul khotimah –akhir hayat yang jelek- dan menghapus kearoganan, kefakiran dan berbangga diri. Al Qur’an juga menyatakan bahwa orang-orang yang bakal mewarisi surga seluas langit dan bumi merupakan mereka yang mau bersedekah di kala lapang maupun sempit.

Sebut saja salah satu nama yang bisa kami teladani yakni ibunda Aisyah R.A yang menyedekahkan seluruh dirham yang beliau peroleh sementara di rumah, beliau menambal bajunya sendiri. Sungguh belum ada muslimah masa saat ini yang bisa menyaingi amalan sedekah beliau. Muslimah masa saat ini sibuk mempercantik diri, ketimbang mempercantik hati.

2. Menyambung Tali Silaturrahim

Menyambung tali kasih dan persaudaraan bukan hanya diperbuat dengan orang-orang yang memiliki hubungan kekerabatan dari sisi darah. Rasulullah SAW dan genarasi seusainya mencontohkan bahwa silaturahmi mereka sambung dengan erat antar sesama saudara muslim. Jadi tali silaturahmi ini mempererat persatuan dan kejayaan Islam pada masanya.

Si penyambung silaturahmi juga bisa langsung merasakan kegunaaan dari silaturahmi tersebut. Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang ingin rezekinya dibutuhas dan umurnya panjang, maka hendaklah ia bersilaturahmi”. (HR Bukhari). Jadi silaturhami bisa meluaskan rezeki dan memperpanjang umur kami –kebaikannya bisa dipetik hingga kelak-.

Di zaman serba canggih teknologi kini ini wajibnya ajang silaturahmi terus meningkat sebab batas penghalang ruang dan waktu telah tidak jadi persoalan lagi. Tetapi kenyataan mengatakan sebaliknya. Tidak sedikit orang yang justru nasib terisolir tidak dekat dengan keluarganya, tidak pula mengetahui tetangganya.

Mungkin kawan dunia maya kami terbukti tidak sedikit, tetapi tetap saja kami jangan jadi jauh dengan tetangga dan kerabat yang dekat. Sebab setidak sedikit-tidak sedikitnya kawan dunia maya yang dimilki, apabila kami terkena musibah maka yang pertama kali datang membantu pastilah tetap tetangga dan kerabat yang lokasinya dekat dengan kita. Jadi jangan hingga kami memutuskan silaturahmi dengan orang-orang yang ada di dunia nyata.

3. Mengabdi Terhadap Kedua Orang Tua

Amalan ketiga yang bisa ‘memperpanjang usia’ yakni mengabdi terhadap kedua orang tua. Dalam suatu  hadist riwayat Al Baihaqi, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa bahagia (berharap) Allah memperpanjang umurnya dan meningkatkan rizkinya maka hendaklah mengabdi pada kedua orang tuanya dan menyambung hubungan sanak famili”. Apalagi apabila kami mendapati kedua orang tua yang telah lanjut usia. Maka merawat mereka bisa jadi ladang amal tiket menuju surga.

Tetapi butuh juga diperhatikan bahwa mengabdi pada kedua orang tua, bukan berarti menuruti segala perintahnya yang melanggar syariat. Sebagai contoh, Nabi Ibrahim yang berayahkan seorang pembuat patung berhala. Nabi ibrahim menentang Kebiasaan ayah dan kaumnya yang menyembah tuhan tidak hanya Allah. Lalu apakah Nabi Ibrahim a.s dicap sebagai anak durhaka? Pasti tidak, sebab permengenaian Ibrahim dengan ayahnya merupakan permengenaian dalam faktor agama, dimana Nabi Ibrahim menjadi pihak yang berada dalam kebenaran dan ayah beliau berada di jalan yang salah.

Apabila Nabi Ibrahim malah menuruti kehendak ayahnya dengan ikut menyembah berhala, pastinya Nabi Ibrahim menjadi orang salah dan bukannya orang saleh. Yang butuh kami ikuti apabila kami dihadapkan pada situasi serupa yakni, tutur kata Nabi Ibrahim a.s tetap lembut terhadap ayahnya mesikipun beliau menentangnya. Nabi Ibrahim pun tetap memintakan ampunan Allah SWT bagi ayahnya. Inilah wujud bakti Ibrahim terhadap orang tua.

Sedangkan zaman kini tidak sedikit ayah dan anak yang cekcok dampak persoalan sepele keduniawian. Sang anak mengeluarkan kata-kata kasar bahkan menyumpahi ayahnya sendiri dengan sumpah serapah layaknya pada musuh bebuyutan. Tidak hingga disana, tidak sedikit pula permasalahan dimana sang anak menghunus senjata dan diarahkannya pada sang ayah. Tidak ragu, tangan si anak menebaskan senjata tersebut untuk mengakhiri nasib ayahnya selama-lamanya.

Bagaimana mau diluaskan rizki dan ‘dipanjangkan usia’ apabila kami tetap memperperbuat kedua orang tua tidak pada semestinya?Naudzubillahi min dzalika.

Demikianlah sekilas ulasan tiga amalan yang bisa ‘menunda kematian’. Allahu ‘alamu.
Tag : Insipratif
Back To Top