Share Berbagai Informasi

20 Oktober 1827 : Pertempuran Navarino


Yunani mulai ditaklukan oleh Kesultanan Turki Utsmaniyah (1299-1923) pada akhir abad ke-15 sejak dipimpin oleh Sultan Muhammad al Fatih (1451-1481). Selagi Yunani dikuasai, Kesultanan Turki Utsmaniyah sangat toleran terhadap Umat Non Muslim semacam Gereja Ortodoks di Konstantinopel (Istanbul, Turki) dipimpin olehRahib  Kristen Ortodoks dari Yunani, orang-orang Kristen Ortodoks mendapat hak-hak politik sebagai anak buah birokrasi kerajaan (mungkin setara dengan DPR di Indonesia), orang-orang Yunani mendapat kebijakan luar   serta jaminan beribadah bagi Umat beragama di seluruh wilayah Kesultanan Turki Utsmaniyah tanpa terkecuali. Kesultanan Turki Utsmaniyah berada di puncak kejayaan pada abad ke-15, 16, serta 17 sejak Kota Konstantinopel ditaklukan pada 29 Mei 1453 sampai gagal mengepung Kota Wina (Austria), ibukota Kekaisaran RomawiKudus  (962-1806) pada 1683. Kerajaan Islam ini pula yang menjadi kekuatan mutlak yang dianggap sebagai ancaman oleh Kerajaan-kerajaan Eropa yang tunduk terhadap Paus di Roma.
Ibrahim Pasha, putra Muhammad Ali Pasha. Ia memimpin AL Kesultanan Turki Utsmaniyah serta Mesir melawan AL Sekutu dalam Pertempuran Navarino

         Pasca Perang Napoleon (1803-1814) yang dikarenakan oleh Napoleon Bonaparte dengan menyerang Negara-negara Eropa serta berakibat pada seluruh wilayah jajahan Negara-negara Eropa semacam Belanda di Indonesia, Spanyol serta Portugis di Amerika Selatan, Inggris di Amerika Utara, serta Kekaisaran Rusia (1721-1917) di Asia Tengah serta Semenanjung Balkan, organisasi rahasia di Yunani bernama Filiki Eteria berdiri pada 1814 berfungsi membebaskan Yunani dari Kesultanan Turki Utsmaniyah dengan membentuk pemerintahan Republik Hellenic (1822-1832) di Peloponnese, Sertaubian Principalities, serta Konstantinopel.
          6 Maret 1821, Yunani mulai memberontak serta mudah dipadamkan oleh Kesultanan Turki Utsmaniyah. Pemberontakan terus luas di seluruh Yunani yang berpusat di Peloponnese, Aegea serta Semenanjung Balkan dianggap sebagai peluang emas oleh Inggris, Perancis, serta Kekaisaran Rusia yang ingin menghancurkan Kesultanan Turki Utsmaniyah sejak lama.Poly  media liberal di Eropa terutama di Perancis yang menyebarkan kabar palsu bahwa Kesultanan Turki Utsmaniyah bertindak kejam terhadap Umat Kristen di seluruh wilayah yang dikuasainya membikin penduduk di Inggris serta Perancis memaksa pemerintah mereka untuk menolong Yunani merdeka dari Turki. Ibrahim Pasha putra Muhammad Ali Pasha (gubernur Mesir, 1805-1849) dicap sebagai "Le Sanguinare" (the Bloodthirstyone) membuktikan pengaruh media liberal sangat besar bagi kebijakan luar  Eropa.
Alasan  Inggris, Perancis, serta Kekaisaran Rusia mendukung Yunani merdeka dari Turki :
·        Sejak ratusan tahun silam, Kesultanan Turki Utsmaniyah dianggap sebagai ancaman mutlak yang melindungi Umat Islam dari serangan Negara-negara Eropa. Periode ini tidak jarang disebut sebagai Perang Salib di Eropa antara kekuatan Islam yang diwakilkan oleh Kesultanan Turki Utsmaniyah serta kekuatan Kristen yang melibatkan seluruh Negara di Eropa padahal ini bukan perang antar agama tapi perang antar kerajaan yangg tidak sama agama
·        Inggris berpendapat India dapat dibebaskan oleh Kesultanan Turki Utsmaniyah sebab Kesultanan Turki Utsmaniyah punya pangkalan militer di Teluk Persia serta Yaman
·        Perancis mengincar Aljazair serta Afrika Utara yang diperintah Kesultanan Turki Utsmaniyah
·        Kekaisaran Rusia era Kaisar Nicholai I (1825-1855) ingin berkuasa penuh di Semenanjung Balkan serta Hitam, wilayah yang sempat dikuasai Kesultanan Turki Utsmaniyah dengan mengorbarkan Perang Rusia-Turki 1828-1829
·        Serta tentunya, mayoritas penduduk Yunani memeluk Kristen
Sultan Mahmud II (memerintah 1808-1839)


          Angkatan laut Kesultanan Turki Utsmaniyah dipimpin langsung oleh Ibrahim Pasha bersama beberapa laksamana berjumpa dengan Angkatan Inggris (Royal Navy) dipimpin oleh Edward Codrington, Angkatan  Perancis (Marinir Royale de France)  dipimpin oleh Henri de Rigny, serta Angkatan Rusia (Imperal Navy) dipimpin oleh Lodenijk Heyden di Navarino (sekarang, Pylos) di pantai barat Peloponnese, Ionia, Yunani, serta pertempuran yang mengerikan pun terjadi pada 20 Oktober 1827. Perang di laut ini dimenangkan oleh Angkatan Inggris, Perancis, serta Kekaisaran Rusia menyebabkan Yunani merdeka.
Akibat Pertempuran Navarino :
·        Aljazair dijajah oleh Perancis sejak 1830
·        Yunani merdeka dari Kesultanan Turki Utsmaniyah pada 1832 serta Kerajaan Yunani (1832-1924) berdiri yang dilindungi oleh Kekaisaran Rusia sebab Kristen Ortodoks sebagai agama resmi di wilayah mereka
·        Penurunan kontrol oleh Kesultanan Turki Utsmaniyah di seluruh wilayah yang dikuasainya di seberang lautan sebab Angkatan kerajaan ini sudah lemah walau sempat punya Angkatan terkuat ke-3 di dunia era Sultan Abdul Aziz (1861-1876) dengan 21 kapal perang besar serta 173 tipe kapal perang tergolong kapal selam pertama di dunia seusai Inggris, serta Perancis tapi keadaan politik, sosial, serta ekonomi tidak mendukung
·        Akhir Oktober 1832, Angkatan laut Kesultanan Turki Utsmaniyah meninggalkan Peloponnese
·        Sultan Mahmud II (1808-1839) mengutamakan pengembangan kekuatan Angkatan laut Kesultanan Turki Utsmaniyah yang kuat serta modern. 1828, kapal-kapal uap pertama diperoleh serta pada 1829, kapal perang paling besar di dunia berkapasitas 201 X 56 kadem (1 kadem = 37.887 cm) alias berkapasitas 76.15 meter X 22.22 meter (249.8 ft X 69.6 ft)
10 Fakta mengenai Pertempuran Navarino serta Pemberontakan Yunani (6/3/1821-21/7/1832)
1. Sebuahpertempuran skala besar terbaru dalam sejarah Angkatan Kesultanan Turki Utsmaniyah
2. Perang laut besar terbaru dalam sejarah yang memakai kapal layar
3. Kesultanan Turki Utsmaniyah gagal memordenisasi angkatan militer serta industri, lembaga-lembaga politik, sistem ekonomi, serta tentunya, tidak lebih memahami aliran Islam membikin pasukannya dapat dikalahkan dengan mudah oleh Negara-negara Eropa terutama di lautan
4. Inggris menjadi negara yang punya angkatan laut terkuat di dunia pasca Perang Napoleon (1803-1814) membikin Perancis mendukung Inggris untuk mencampuri urusan Yunani serta Kesultanan Turki Utsmaniyah  sedangkan Kekaisaran Rusia mekegunaaankannya untuk merebut Hitam dari Kesultanan Turki Utsmaniyah
5. Untuk pertama kalinya, media liberal sangat mempengaruhi kebijakan luar  negara-negara Eropa padahal Gereja Katolik mendominasi kenasiban Umat Kristen di Eropa sejak ratusan tahun silam. Bahkan, Gereja berhak serta berkuasa untuk membawa alias menurunkan para raja atas nama Yesus Kristus.Model  : Kekaisaran RomawiKudus  (967-1806) merupakan sebuah kekaisaran yang sangat dipengaruhi beberapa kebijakan Gereka Katolik.
6. George Canning sebagai Menteri Luar  Inggris (1822-1827) serta Perdana Menteri Inggris (April-Agustus 1827) menjadi arsitek Perjanjian London (6 juli 1827) serta meluncurkan intervensi Eropa dalam konflik Yunani
7. Ibrahim Pasha berbicara terhadap ayahnya, Muhammad Ali Pasha bahwa pasukannya sanggup mengalahkan armada perpaduan 3 negara Eropa (Inggris, Perancis, serta Rusia) tapi sang ayah tidak mengizinkan anaknya untuk memakai armada modern mahalnya sebab sempat tenggelam
8. Protokol London (1830) membikin Sekutu (Inggris, Perancis, serta Rusia) memaksa Kesultanan Turki Utsmaniyah untuk mundur dari Yunani serta Sultan Mahmud II menyetujui Yunani merdeka sesuai Perjanjian Konstantinopel (1832)
9. Walau dianggal gagal untuk memadamkan Pemberontakan Yunani, Ibrahim Pasha menjadi gubernur di Provinsi Syam (Palestina, Suriah, serta Lebanon), Hijaz, serta Kepulauan Crete tapi terjadi Pemberontakan Arab-Palestina (1834)
10. Terbukti Yunani merdeka tapi orang-orang Yunani yang tinggal di wilayah Kesultanan Turki Utsmaniyah dibiarkan nasib tanpa ditidak lebihi hak-hak mereka terutama di Thessaly, Epirus, tahap Makedonia, Thrace, serta Kepulauan Aegae.
Muhammad Ali Pasha, gubernur Mesir

          Seusai sukses merdeka dari Kesultanan Turki Utsmaniyah pada 21 Juli 1832, Otto mendirikan Kerajaan Yunani (1832-1924) serta sebagai raja pertamanya (1832-1862) atas dukungan Inggris, Perancis, serta Kekaisaran Rusia melewati Protokol London (30 Agustus 1832) serta diakui merdeka oleh Kesultanan Turki Utsmaniyah melewati Perjanjian Konstantinopel (Juli 1832). Biasanya, Gereja Katolik bakal melibatkan diri dalam peperangan di Eropa tapi sejak pengaruh sekuler serta liberal sangat kuat di sebagian besar negara-negara Eropa membikin Gereja tidak punya pengaruh apapun kecuali hanya dalam urusan agama.

Sumber : AIBR
Back To Top